Berita Terbaru :

Rabu, 02 Januari 2013

Pesawat Berbahan bakar Hidrogen


Pesawat Hidrogen Sanggup Terbang Jarak JauhTanpa Henti

Oleh : Aldy Fauzal
Sketsa pesawat Lockheed Stratoliner
Foto : Tuvie.com
​Tahukah Anda tentang burung dari spesies godwit? Burung godwit yang berekor lancip atau dalam bahasa inggris disebut bar-tailed godwit, memiliki kemampuan terbang yang menakjubkan.

Mereka satu-satunya jenis burung yang mampu terbang dalam perjalanan jauh tanpa henti untuk bermigrasi. Rutenya dari Alaska ke New Zealand yang berjarak sekitar 7.258 mil atau sekitar 11.680 kilometer.

Hal itu kemudian menginspirasi seseorang bernama William Black yang medesain pesawat jet nol emisi dan bisa tebang menjelajah bumi. Pesawat bernama Lockheed Stratoliner ini menggunakan bahan bakar hidrogen. Tidak seperti pesawat pada umumnya yang berbahan bakar avtur.

Menurut laporan Daily Mail, Kamis (29/9), konsep pesawat yang dikembangkan Black yakni, menerbangkan pesawat lebih tinggi dengan memanfaatkan aerodinamika ekstrim. Pada ketinggian tertentu udara akan menahan pesawat sehingga melayang seperti burung.

Lockheed Stratoliner dibekali empat hidrogen turbofan cyrogenic yang dapat beroperasi dalam keadaan daya rendah mirip jet tempur. Mesin tersebut juga menyimpan bahan bajkar dalam jumlah besar.

Sayangnya pesawat ini masih berupa konsep dan butuh waktu penelitian yang panjang untuk benar-benar direalisasikan.


(Ghiboo)
n Terbang perdana 1 Agustus 1955 Status Aktif: 35 Pengguna Angkatan Udara Amerika Serikat Jumlah produksi Diperkirakan 86 buah Lockheed U-2 (atau seringkali disebut Dragon Lady) merupakan sebuah pesawat pengintai ketinggian tinggi, bermesin tunggal yang digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dan pernah diterbangkan juga oleh CIA. Pesawat ini dapat melakukan misi pengintaian di ketinggian tinggi (70,000 kaki, lebih 21,000 m) pada waktu siang atau malam, dan dalam semua keadaan cuaca. Pesawat ini juga digunakan untuk penyelidikan dan mengesahkan data satelit. Pesawat Pengintai U-2 awalnya dikembangkan oleh divisi “Skunkworks” Lockheed secara rahasia. Pesawat baru revolusioner ini diharapkan sebagai pesawat pengintai high-altitude untuk Central Intelligence Agency (CIA) dan AU AS. Lambang “U”, biasanya digunakan untuk pesawat dengan kegunaan yang tidak membahayakan (innocuous utility aircraft), digunakan sebagai bagian dari sebuah kampanye untuk menjaga pesawat sebagai misteri dari “prying eyes”. Dengan tujuan untuk menyembunyikan tujuan sebenarnya dari U-2, skuadron operasional pertama secara resmi disebut dengan sebuah unit “Weather Reconnaissance" yang dioperasikan oleh NASA. Dua skuadron pertama berbasis di Jepang, Jerman atau Inggris, dari sini pesawat terbang untuk berbagai misi di Uni Soviet, Cina, Vietnam, dan Timur Tengah. U-2 juga membuktikan keberadaan misil nuklir pada 1962 di Kuba yang menyebabkan “Cuban Missile Crisis”. Dunia tidak mengetahui tentang U-2 hingga 1 Mei 1960 ketika sebuah U-2 yang diterbangkan oleh Francis Gary Powers tertembak di Uni Soviet. Walaupun sang pilot akhirnya dapat kembali melalui pertukaran dengan mata-mata Soviet yang tertangkap, U-2 tidak pernah memasuki wilayah udara Uni Soviet lagi. Keausan pesawat ternyata terlalu tinggi sehingga sangat sulit terbang dan contoh lain tertembak di China dan Cuba. Untuk memecahkan masalah ini, sebuah model baru, U-2R diproduksi pada tahun 1968. Versi terbaru pesawat ini adalah U-2S. Pada awalnya didesain sebagai TR-1, U-2S adalah sebuah U-2R yang diupdate dengan membawa “Synthetic-Aperture Radar” canggih yang mampu untuk menscan sejauh 35 mil ke dalam wilayah musuh, sementara pesawat masih berada di wilayah udara internasional. TR-1, U-2R, dan U-2S dapat dibedakan dari varian u-2 yang lebih tua dari pod avionic yang dipasang di bawah kedua sayapnya. U-2S masih beroperasi hingga sekarang dan sangat berguna pada konflik Irak dan Afganistan….

0 komentar:

Posting Komentar