skip to main |
skip to sidebar
RW-Net Jadi Ladang Bisnis Baru di Bandung
TEMPO.CO , Bandung:
Kota Bandung menjaring seluruh pengurus Rukun Warga yang berjumlah
1.560 RW mulai bulan ini lewat Internet. Fungsinya untuk memudahkan
layanan publik dari tingkat RW ke dinas atau badan. Program bernama
RW-Net itu sekaligus menjadi ladang bisnis baru bagi pengurus RW.
RW-Net yang dimulai 4 Oktober 2012 ini melibatkan pemerintah Kota
Bandung, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Regional Jawa Barat
dan PT Bank Bukopin Tbk cabang Bandung. Program itu diawali dengan
pemasangan Internet secara bertahap. Hingga 28 Oktober 2012, modem yang
terpasang sudah mencapai 325 RW dari total 1.560 RW di Kota Bandung.
Menurut Manajer Modern Channel Unit Consumer Service PT Telkom Regional
3 Jawa Barat, Andri Herawan, pemasangan Internet berkecepatan 384
kilobits per second itu gratis. "Biaya abodemen selama setahun
ditanggung Bank Bukopin," ujarnya.
Jaringan Internet itu
bisa dipakai pengurus RW di Bandung untuk memudahkan layanan publik,
seperti administrasi kependudukan dan perizinan. Selain itu, juga untuk
browsing atau chatting. "Mayoritas pemasangan di kantor balai RW,
lainnya di rumah pengurus yang ditunjuk Ketua RW," kata Andri di
kantornya, Senin, 29 Oktober 2012. Rencananya, pemasangan Internet
secara bertahap itu ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Dari layanan publik, jaringan RW-Net lalu dikembangkan menjadi bisnis
baru, yaitu pembayaran tagihan rekening, seperti listrik, air, dan
telepon. Bisnis yang dikelola Bank Bukopin ini menjadikan pengurus RW
sebagai pengumpul, pendata, dan pengirim uang tagihan dari warga ke bank
tersebut.
"Ketua RW dapat penghasilan dari setiap lembar
tagihan dan uang itu disimpan di kami," kata pemimpin Bank Bukopin
cabang Bandung, Afrizal Naim. "Ini yang pertama di Indonesia."
Pendapatan dari setiap lembar tagihan rekening listrik yang masuk ke
Ketua RW, misalnya sebesar Rp 1.300-Rp 1.600. Sedangkan tagihan telepon
mencapai Rp 1.800. "Nanti akan dikembangkan untuk tagihan pajak bumi dan
bangunan serta Jamsostek," katanya. Idealnya, menurut Afrizal,
pengumpul tagihan itu harus aktif mendatangi warga dan tidak hanya Ketua
RW, melainkan bisa juga disebar ke para ketua rukun tetangga (RT).
Sekretaris Daerah Kota Bandung, Edi Siswadi, mengatakan tugas RW
sekarang tak hanya memantau warga yang datang bermukim atau pindah di
wilayahnya, tapi juga memantau arus uang yang datang. Dia meminta setiap
RW atau pengurusnya mengikuti pelatihan yang diberikan dengan antusias.
"Saya kira kalau optimal take home pay per RW bisa lebih dari Rp 10
juta," katanya.
ANWAR SISWADI
SAE MUDAHMUDAHAN WEH
BalasHapus