Berita Terbaru :

Selasa, 30 Oktober 2012

RW-Net Jadi Ladang Bisnis Baru di Bandung

TEMPO.CO , Bandung: Kota Bandung menjaring seluruh pengurus Rukun Warga yang berjumlah 1.560 RW mulai bulan ini lewat Internet. Fungsinya untuk memudahkan layanan publik dari tingkat RW ke dinas atau badan. Program bernama RW-Net itu sekaligus menjadi ladang bisnis baru bagi pengurus RW.

RW-Net yang dimulai 4 Oktober 2012 ini melibatkan pemerintah Kota Bandung, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Regional Jawa Barat dan PT Bank Bukopin Tbk cabang Bandung. Program itu diawali dengan pemasangan Internet secara bertahap. Hingga 28 Oktober 2012, modem yang terpasang sudah mencapai 325 RW dari total 1.560 RW di Kota Bandung.

Menurut Manajer Modern Channel Unit Consumer Service PT Telkom Regional 3 Jawa Barat, Andri Herawan, pemasangan Internet berkecepatan 384 kilobits per second itu gratis. "Biaya abodemen selama setahun ditanggung Bank Bukopin," ujarnya.

Jaringan Internet itu bisa dipakai pengurus RW di Bandung untuk memudahkan layanan publik, seperti administrasi kependudukan dan perizinan. Selain itu, juga untuk browsing atau chatting. "Mayoritas pemasangan di kantor balai RW, lainnya di rumah pengurus yang ditunjuk Ketua RW," kata Andri di kantornya, Senin, 29 Oktober 2012. Rencananya, pemasangan Internet secara bertahap itu ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Dari layanan publik, jaringan RW-Net lalu dikembangkan menjadi bisnis baru, yaitu pembayaran tagihan rekening, seperti listrik, air, dan telepon. Bisnis yang dikelola Bank Bukopin ini menjadikan pengurus RW sebagai pengumpul, pendata, dan pengirim uang tagihan dari warga ke bank tersebut.

"Ketua RW dapat penghasilan dari setiap lembar tagihan dan uang itu disimpan di kami," kata pemimpin Bank Bukopin cabang Bandung, Afrizal Naim. "Ini yang pertama di Indonesia."

Pendapatan dari setiap lembar tagihan rekening listrik yang masuk ke Ketua RW, misalnya sebesar Rp 1.300-Rp 1.600. Sedangkan tagihan telepon mencapai Rp 1.800. "Nanti akan dikembangkan untuk tagihan pajak bumi dan bangunan serta Jamsostek," katanya. Idealnya, menurut Afrizal, pengumpul tagihan itu harus aktif mendatangi warga dan tidak hanya Ketua RW, melainkan bisa juga disebar ke para ketua rukun tetangga (RT).

Sekretaris Daerah Kota Bandung, Edi Siswadi, mengatakan tugas RW sekarang tak hanya memantau warga yang datang bermukim atau pindah di wilayahnya, tapi juga memantau arus uang yang datang. Dia meminta setiap RW atau pengurusnya mengikuti pelatihan yang diberikan dengan antusias. "Saya kira kalau optimal take home pay per RW bisa lebih dari Rp 10 juta," katanya.

ANWAR SISWADI

1 komentar: